Pengertian Cerpen
Kepanjangan cerpen yakni dongeng pendek. Cerpen ialah sebuah cerita naratif fiktif yang dikarang oleh sseorang. Cerpen mampu terinspirasi dari dongeng aktual, atau bahkan hanya bayangan pengarang atau fiksi. Atau mungkin hanya alur imajinasi dari pengarangnya.
Cerita pendek atau sering disingkat sebagai cerpen adalah suatu bentuk prosa naratif fiktif. Cerita pendek condong padat dan pribadi pada maksudnya dibandingkan karya-karya fiksi yang lebih panjang, mirip novella (dalam pengertian modern) dan novel. Karena singkatnya, dongeng-kisah pendek yang sukses mengandalkan teknik-teknik sastra mirip tokoh, plot, tema, bahasa dan insight secara lebih luas ketimbang fiksi yang lebih panjang. Ceritanya bisa dalam aneka macam jenis.
Cerita pendek berasal dari anekdot, sebuah situasi yang digambarkan singkat yang dengan segera tiba pada maksudnya, dengan paralel pada tradisi penceritaan mulut. Dengan munculnya novel yang kongkret, cerita pendek berkembang selaku suatu miniatur.
Unsur – unsur cerpen
Unsur Intrinsik
Unsur intrinsik cerpen yaitu bagian yang membangun cerpen dari dalam cerpen itu sendiri. Unsur intrinsik mencakup:
Tokoh dan karakter tokoh
Istilah tokoh menunjuk pada penduduknya, pelaku dongeng, sedangkan sopan santun, perwatakan atau aksara memperlihatkan pada sifat dan perilaku para tokoh yang menggambarkan kualitas eksklusif seseorang tokoh. Tokoh cerita menempati posisi strategis sebagai pembawa dan penyampai pesan, amanat, atau sesuatu yang sengaja ingin disampaikan kepada pembaca.
Secara umum, kita mengenal tokoh protagonis dan antagonis. Tokoh protagonis yang ialah pengejawantahan norma-norma, nilai-nilai yang ideal bagi kita. Tokoh protagonis menampilkan sesuatu yang cocok dengan pandangan dan impian pembaca. Adapun tokoh antagonis ialah tokoh yang menjadikan terjadinya konflik. Tokoh antagonis ialah penentang tokoh protagonis.
Ada 3 tokoh yaitu:
- Tokoh protagonis (atau disebut juga sebagai tokoh utama). Tokoh protagonis merupakan tokoh yang umumnya bertingkah baik.
- Tokoh antagonis (tokoh yang menentang tokoh utama). Tokoh antagonis merupakan tokoh yang biasanya berperilaku jahat.
- Tokoh tritagonis (tokoh yang mendukung tokoh utama). Tokoh tritagonis merupakan tokoh yang biasanya membantu tokoh protagonis dan biasanya bertingkah baik.
Latar (setting)
Latar dalam suatu cerita menunjuk pada pemahaman tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial kawasan terjadinya peristiwa-kejadian yang diceritakan. Latar menunjukkan pijakan kisah secara aktual(nyata) dan terperinci. Hal ini penting untuk memperlihatkan kesan kongkret kepada pembaca, membuat situasi tertentu yang seolah-olah betul-betul ada dan terjadi. Latar dapat dibedakan menjadi tiga yaitu latar daerah, latar waktu, dan latar suasana.
Alur (plot)
Alur adalah urutan peristiwa yang berdasarkan aturan alasannya akibat. Alur tidak cuma mengemukakan apa yang terjadi, akan namun menerangkan kenapa hal ini bisa terjadi. Kehadiran alur mampu menciptakan dongeng berkesinambungan. Oleh sebab itu, alur biasanya disebut juga susunan kisah atau jalan kisah. Ada dua cara yang dapat dipakai dalam menyusun bagian-bab kisah
Sudut pandang (point of view)
Sudut pandang yaitu visi pengarang dalam menatap sebuah insiden dalam dongeng. Untuk mengetahui sudut pandang, kita mampu bertanya kepada siapakah yang menceritakan dongeng tersebut. Ada berbagai jenis sudut pandang, diantaranya sudut pandang orang pertama (gaya bahasa dengan sudut pandang “saya”), sudut pandang peninjau (orang ketiga), dan sudut pandang gabungan.
Gaya bahasa
Gaya bahasa yaitu cara khas penyusunan dan penyampaian dalam bentuk goresan pena dan ekspresi. Ruang lingkup dalam tulisan mencakup penggunaan kalimat, pemilihan diksi (opsi kata), penggunaan majas, dan penghematan kata. Kaprikornus, gaya merupakan seni pengungkapkan seorang pengarang terhadap karyanya.
Tema
Tema yakni persoalan pokok sebuah kisah. Tema disebut juga wangsit dongeng. Tema dapat berwujud observasi pengarang terhadap banyak sekali insiden dalam kehidupan ini. Kita mampu mengetahui tema sebuah cerita jika sudah membaca dongeng tersebut secara keseluruhan.
Amanat
Melalui amanat, pengarang mampu memberikan sesuatu, baik hal yang bersifat faktual maupun negatif. Dengan kata lain, amanat yakni pesan yang ingin disampaikan pengarang berbentukpemecahan dilema atau jalan keluar kepada dilema yang ada dalam kisah.
Unsur Ekstrinsik
Unsur ekstrinsik adalah komponen-unsur yang berada di luar karya sastra, tetapi secara tidak langsung memengaruhi berdiri dongeng sebuah karya. Unsur ekstrinsik karya sastra, antara lain:
- Keadaan subjektivitas pengarang yang memiliki sikap, kepercayaan, dan persepsi hidup.
- Psikologis pengarang (yang mencakup proses kreatifnya), psikologi pembaca, dan pemandangan prinsip-prinsip psikologi dalam sastra.
- Keadaan di lingkungan pengarang, mirip ekonomi, politik dan sastra sosial.
- Pandangan hidup suatu bangsa dan berbagai karya seni yang lainnya.
Setelah seluk beluk cerpen kita pelajari, berikutnya kita dapat memilih tema cerita. Tema kisah tersebut mampu diperoleh dari hasil pengoleksian dan pengumpulan data perihal banyak sekali pengalaman yang pernah kita alami. Dari tema tersebut mampu dijabarkan ke dalam beberapa pokok fikiran. Pokok-pokok pikiran tersebut kita susun menjadi suatu kerangka karangan. Kerangka karangan tersebut berikutnya kita kembangkan menjadi suatu karangan yang utuh menggunakan bahasa yang bagus dan benar.
Kaidah Kebahasaan Cerpen
Cerpen juga karakteristiknya dapat diketahui dari bahasa yang digunakan di dalamnya, ciri bahasa dari cerpen yakni selaku berikut:
- Memuat kata sifat yang mendeskripsikan pelaku mirip tampilan fisik juga kepribadian tokoh yang diceritakan dalam cerpen, mirip contohnya sosoknya tinggi atau perawakannya gagah, rambutnya beruban dan sifat tokoh lainnya.
- Memuat kata keterangan untuk mendeskripsikan latar waktu tempat dan situasi, selaku contoh misalnya: di pagi hari yang cerah, di kebun bambu yang rimbun dengan dedaunan dan lain sebagainya.
- Menggunakan kalimat pribadi dan juga tidak langsung untuk penulisan dalam percakapan di dalam cerpen
- Bisa menggunakan gaya bahasa yang bersifat konotasi mirip contohnya : pucuk langit, memanggang bus, tupai loncat dan verbal terminal.
- Bahasa yang dipakai tidak baku dan tidak formal.
- Bisa memakai gaya bahasa Perbandingan, kontradiksi, pertautan maupun perulangan.
Jenis-Jenis Cerpen
Berdasarkan Jumlah Katanya
Berdasarkan jumlah katanya, cerpen dipatok sebagai karya sastra berbentuk prosa fiksi dengan jumlah kata berkisar antara 750-10.000 kata. Berdasarkan jumlah katanya, cerpen dapat dibedakan menjadi 3 tipe, yaitu:
- Cerpen mini (flash), cerpen dengan jumlah kata antara 750-1.000 buah.
- Cerpen yang ideal, cerpen dengan jumlah kata antara 3.000-4000 buah.
- Cerpen panjang, cerpen yang jumlah katanya meraih angka 10.000 buah.
Berdasarkan Tekhnik Mengarangnya
- Cerpen tepat (well made short-story), cerpen yang terkonsentrasi pada satu tema dengan plot yang sungguh terperinci, dan ending yang gampang dimengerti. Cerpen jenis ini kebanyakan bersifat konvensional dan berdasar pada realitas (fakta). Cerpen jenis ini lazimnya enak dibaca dan mudah dipahami isinya. Pembaca awam mampu membacanya dalam tempo kurang dari satu jam.
- Cerpen tak utuh (slice of life short-story), cerpen yang tidak terkonsentrasi pada satu tema (temanya terpencar-pencar), plot (alurnya) tidak terorganisir, dan kadang kala dibentuk mengambang oleh cerpenisnya. Cerpen jenis ini pada umumnya bersifat kekinian, dan ditulis berdasarkan pandangan baru-ide atau pemikiran -gagasan yang orisinal, sehingga lajim disebut sebagai cerpen inspirasi (cerpen pemikiran ). Cerpen jenis ini sulit sekali dipahami oleh para pembaca awam sastra, mesti dibaca berulang kali baru dapat diketahui sebagaimana mestinya. Para pembaca awam sastra menyebutnya cerpen kental atau cerpen berat.
Ciri-ciri Cerita Pendek
Di atas penulis kemukakan bahwa masih banyak orang belum mengetahui ciri-ciri suatu cerita pendek. Mengenai hal tersebut, di bawah ini penulis kemukakan ciri-ciri kisah pendek berdasarkan pendapat Sumarjo dan Saini (1997 : 36) ceritanya pendek bersifat rekaan (fiction) ,bersifat naratif dan memiliki kesan tunggal.
Pendapat lain perihal ciri-ciri kisah pendek di kemukakan pula oleh Lubis dalam Tarigan (1985 : 177) selaku berikut :
- Cerita Pendek mesti mengandung interprestasi pengarang tentang konsepsinya perihal kehidupan, baik secara eksklusif maupun tidak pribadi.
- Dalam suatu kisah pendek sebuah insiden yang utamanya menguasai jalan kisah.
- Cerita pendek harus mempunyai seorang yang menjadi pelaku atau tokoh utama.
- Cerita pendek mesti satu imbas atau kesan yang menawan.
Karakteristik Cerpen
Rumusan (definisi) sebuah jenis sastra sangat sukar dikerjakan. Dalam pertumbuhan sastra remaja ini, ciri-ciri khasnya semakin kabur sehingga rumit untuk mencari garis-garis pemisah antara satu dengan yang lainnya. Kerumitan itu antara lain sebab (Atar, 1988: 33) kian banyak macam kesusastraan, ciri-ciri khas sastra selalu berubah-ubah dan tidak identik dengan segala abad dan segala daerah,batas antara sastra dan bukan sastra tidak mutlak, danidentifikasi sastra bisa beragam berdasarkan pendekatan dan titik pandangan.
Sungguhpun demikian, tidak memiliki arti bahwa kita tidak mungkin mengemukakan rumusan kisah pendek (disingkat cerpen; Inggris: short story). Menurut Satyagraha Hoerip (dalam Atar, 1988: 34), cerpen yakni karakter yang dijabarkan lewat rentetan kejadian yang insiden-insiden itu sendiri satu persatu.
Panjang pendek ukuran cerpen tidak menjadi hal yang mutlak, tidak diputuskan bahwa cerpen harus sekian halaman atau sekian kata. Ada cerpen yang sangat pendek (short short story) berkisar 500-an kata, ada cerpen yang panjangnya sedang (midle short story), serta ada cerpen yang panjang (long short story) yang berisikan puluhan ribu kata. (Nurgiyantoro, 2007: 10)
Cerita pendek dicirikan dengan beberapa hal antara lain, secara fisik pendek, adanya sifat rekaan (fiction), dan adanya sifat naratif atau penceritaan. Bentuk fisik cerpen yang pendek bukan dengan kualifikasi halaman tertentu, namun mengarah terhadap pemadatan isi. Sifat rekaan mengandaikan adanya sebuah insiden, apakah betul-betul terjadi atau cuma rekaan yang dijadikan dasar penulisan dongeng, sedangkan sifat naratif mengharuskan cerpen tampil secara utuh sebagai sebuah dongeng namun singkat.
Cerita pendek umumnya memusatkan perhatian pada satu peristiwa, mempunyai satu plot, setting yang tunggal, jumlah tokoh yang terbatas, dan mencakup jangka waktu yang singkat. Karena bentuknya yang pendek, cerpen menuntut penceritaan yang serba ringkas, tidak sampai pada detail-detail khusus yang “kurang penting”. Dengan begitu cerpen menyuguhkan dongeng yang diciptakan, dipadatkan, digayakan, dan diperkokoh oleh kemampuan khayalan pengarangnya.
Salah satu karakteristik cerpen ialah cerpen bisa mengemukakan lebih banyak –secara inplisit –dari sekedar apa yang diceritakan.Komunikasi yang dibangun oleh suatu cerpen masih abstrak. Artinya, apa yang ingin disampaikan oleh pengarang belum tentu sama dengan yang dimengerti oleh pembaca. Sebagai sebuah karya fiksi cerpen terbangun atas unsur-unsur yaitu: tema, plot, penokohan, latar, sudut pandang dan lain-lain.
Demikianlah postingan dari pengajar.co.id, semoga postingan ini mampu berguna.