Sejarah lompat jauh
Gaya Lompat Jauh : Tujuan, Sejarah, Peratuan, Teknik Atletik yakni gabungan dari beberapa jenis olahraga yang secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi lari, lempar, dan lompat. Kata ini berasal dari bahasa Yunani “athlon” yang bermakna “kontes”. Atletik ialah cabang olahraga yang diperlombakan pada olimpiade pertama pada 776 SM. Induk organisasi untuk olahraga atletik di Indonesia ialah PASI (Persatuan Atletik Seluruh Indonesia).
Olahraga lompat jauh dipertandingkan pada sekitar tahun 1869. Atletik terbaru lazimnya diorganisir sekitar lari 400m di trek di nyaris semua even yang ada. Acara lapangan (melompat dan melempar) biasanya menggunakan daerah didalam trek.
Atletik tergolong didalam Olimpiade modern di tahun 1896 dan membentuk dasar-dasarnya kemudian Wanita pertamakali dibolehkan ikut serta di trek dan lapangan dalam event Olimpiade tahun 1928. Sebuah tubuh pengelola internasional dibentuk, IAAF dibuat tahun 1912. IAAF menyelenggarakan beberapa kejuaraan dunia outdoor di tahun 1983.
Ada beberapa pertandingan regional seperti kejuaraan Eropa, Pan-American Games dan Commonwealth Games. Sebagai perhiasan ada sirkuit Liga Emas professional, diakumulasi dalam IAAF World Athletics Final dan kejuaraan dalam ruangan seperti World Indoor Championship. Olahraga tersebut mempunyai profil tinggi selama kejuaraan besar, utamanya Olimpiade, namun lainnya kurang populer.
AAU (Amateur Athletic Union) adalah tubuh pengelola di Amerika Serikat sampai runtuh dibawah tekanan profesionalisme pada selesai tahun 1970. Sebuah tubuh baru berjulukan The Athletic Congress (TAC) dibuat, dan karenanya dinamai USA Track and Field (USATF atau USA T&F). Sebuah komplemen, organisasi dengan struktural yang lebih kecil, Road Runner Club of America (RRCA) juga ada di USA untuk mempromosikan balap jalanan. Di era modern, atlet sekarang mampu mendapatkan duit dari balapan, menuntaskan sebutan “amatirisme” yang ada sebelumnya.

Pengertian Lompat Jauh
Lompat jauh merupakan salah satu nomor lompat dari cabang olahraga atletik. Lompat jauh berdasarkan Aip Syarifuddin (1992 : 90) didefinisikan sebagai sebuah bentuk gerakan melompat, mengangkat kaki keatas kedepan dalam upaya membawa titik berat tubuh selama mungkin diudara (melayang diudara) yang dikerjakan dengan segera dan dengan jalan melakukan tolakan pada satu kaki untuk meraih jarak yang sejauh-jauhnya.
Dalam lompat jauh terdapat beberapa macam gaya yang umum dipergunakan oleh para pelompat, yaitu : gaya jongkok, gaya menggantung atau disebut juga gaya lenting dan gaya jalan di udara. Perbedaan antara gaya lompatan yang satu dengan yang yang lain, ditandai oleh kondisi sikap badan si pelompat pada waktu melayang di udara (Aip Syarifuddin, 1992 : 93).
Makara tentang awalan acuan / tolakan dan cara melakukan pendaratan dari ketiga gaya tersebut pada prinsipnya sama. Salah satu gaya yang digunakan dalam penelitian ini yaitu gaya jongkok. Disebut gaya jongkok alasannya adalah gerak dan sikap di saat tubuh berada diudara seperti orang jongkok ( Tamsir Riyadi, 1985: 98).
Teknik Lompat Jauh
Lompat jauh mempunyai empat fase gerakan, adalah awalan, tolakan, melayang dan mendarat serta terdapat tiga macam gaya yang membedakan antara gaya yang satu dengan gaya yang yang lain pada saat terbang diudara. Uraian tentang keempat fase gerakan dalam lompat jauh adalah selaku berikut:
Awalan
Awalan yakni langkah utama yang diperlukan oleh pelompat untuk memperoleh kecepatan pada waktu akan melompat. Seperti dikatakan Aip Syarifuddin (1992 : 90) awalan merupakan gerakan permulaan dalam bentuk lari untuk mendapatkan kecepatan pada waktu akan melaksanakan tolakan (lompatan).
Jarak awalan yang umum dan lazim digunakan oleh para pelompat (atlet) dalam perlombaan lompat jauh ialah : 1) untuk putra antara 40 m sampai 50 m; 2) untuk putri antara 30 m sampai dengan 45 m. Akan tetapi di dalam pelaksanaan kegiatan mencar ilmu mengajar, utamanya di SD hendaknya disesuaikan dengan kemampuan anak-anak Sekolah Dasar. Misalnya antara 15 m hingga 20 m atau antara 15 m sampai 25 m.
Tumpuan atau Tolakan
Tumpuan atau tolakan adalah gerakan menolak sekuat-kuatnya dengan kaki yang terkuat, yakni meneruskan kecepatan horizontal ke kekuatan vertical yang dikerjakan secara cepat. Menurut Engkos Kosasih (1985 : 67) tolakan yakni menolak sekuat-kuatnya pada papan tolakan dengan kaki terkuat ke atas (tinggi dan ke depan). Dengan demikian dapatlah dibilang bahwa melakukan tolakan memiliki arti jarak mengganti kecepatan horizontal menjadi kecepatan vertical.
Untuk menolong tolakan ke atas, lengan harus diayun ke atas dan kaki yang melangkah diayunkan setinggi mungkin (prinsipnya adalah bahwa momentum dari bab dipindahkan terhadap keseluruhan). Ayunan kaki ke atas mengunci sendi panggul alasannya adalah kerjanya Ligamenta iliofemoral.
Melayang di Udara
Sikap melayang yaitu sikap sesudah gerakan lompatan dikerjakan dan tubuh sudah terangkat tinggi keatas. Menurut Aip Syarifuddin (1992 : 92/93) sikap dan gerakan tubuh di udara sungguh bersahabat relevansinya dengan kecepatan awalan dan kekuatan tolakan. Karena pada waktu pelompat lepas dari papan tolakan badan si pelompat akan dipengaruhi oleh suatu kekuatan yaitu gaya gravitasi (gaya penarik bumi).
Untuk itu, kecepatan lari awalan dan kekuatan pada waktu menolak harus dijalankan oleh pelompat untuk mengenali daya tarik bumi tersebut. Dengan demikian terang bahwa pada nomor lompat jauh kecepatan dan kekuatan sungguh besar pengaruhnya kepada hasil tolakan. Tetapi, dengan menyelenggarakan sebuah perbaikan bentuk dan cara-cara melompat serta mendarat, maka akan memperbaiki hasil lompatan.
Perubahan dan perbaikan bentuk tersebut dinamakan “gaya lompatan” yang sifatnya perorangan. Pada nomor lompat (terutama lompat jauh) pergeseran bentuk akan gaya-gaya lompatan itu tidak akan mensugesti parabola dari titik berat badan, tetapi berguna untuk menjaga keseimbangan serta pandaratan yang lebih baik.
Cara melaksanakan lompat jauh gaya jongkok menurut Aip Syarifuddin (1992 : 93) pada waktu lepas dari tanah (papan tolakan) keadaan sikap tubuh di udara jongkok dengan jalan membulatkan badan dengan kedua lutut ditekuk, kedua tangan ke depan. Pada waktu akan mendarat kedua kaki dijulurkan ke depan kemudian mendarat pada kedua kaki dengan bab tumit lebih dahulu, kedua tangan ke depan.
Mendarat
Mendarat yakni perilaku jatuh dengan posisi kedua kaki menjamah tanah secara bantu-membantu dengan lutut dibengkokkan dan mengeper sehingga memungkinkan jatuhnya badan kearah depan. Seperti dibilang Yusuf Adisasmita (1992 : 68) pada ketika mendarat titik berat badan mesti dibawa kemuka dengan jalan membungkukkan tubuh hingga lutut nyaris merapat, dibantu pula dengan juluran tangan kemuka.
Pada waktu mendarat ini lutut dibengkokkan sehingga memungkinkan sebuah saat-saat menjinjing tubuh ke depan di atas kaki. Mendarat ialah suatu gerakan terakhir dari rangkaian gerakan lompat jauh. Sikap mendarat pada lompat jauh baik untuk lompat jauh gaya jongkok, gaya menggantung maupun gaya jalan di udara yakni sama,
yaitu : pada waktu akan mendarat kedua kaki dibawa ke depan lurus dengan cara mengangkat paha ke atas, badan dibungkukkan ke depan, kedua tangan ke depan, kemudian mendarat dengan kedua tumit apalagi dulu dan mengeper, dengan kedua lutut ditekuk, berat tubuh dibawa kedepan agar tidak jatuh dibelakang, kepala ditundukkan, kedua tangan ke depan (Aip Syarifuddin, 1992 : 95).

Latihan Lompat Jauh
Pengertian Latihan Lompat
Latihan lompat yaitu sistem yang terbaik untuk meningkatkan power optimal pada otot tertentu. Cara yang paling baik untuk berbagi power optimal pada kalangan otot tertentu, yakni dengan meringankan (memanjangkan) dahulu otot-otot tersebut secara eksplosif atau meledak-ledak.
Untuk melatih power otot tungkai dimulai dengan gerakan tungkai kearah yang berlawanan (jongkok) yang disebut sebagai fase pre-regang (pre-stretching phase), lalu melompat dengan kuat keatas. Setelah mendarat, tanpa adanya kurun berhenti, lalu segera melompat lagi sekuat tenaga keatas, sehingga seperti mendarat pada bara api (KONI, 2000: 27)
Prinsip-Prinsip Latihan
Prinsip Latihan Beban Bertambah ( Overload )
Untuk meningkatkan prestasi atlit prinsip overload mesti dipakai. Apabila atlet sudah merasa ringan pada beban yang diberikan maka beban mesti ditambah. Menurut M. Sajoto (1988 : 42) dengan berprinsip pada overload, maka golongan-kelompok otot akan bergabung kekuatannya secara efektif dan akan merangsang pembiasaan fisiologis dalam tubuh yang mendorong meningkatkan kekuatan otot.
Prinsip overload ini akan menjamin semoga system di dalam tubuh yang mengerjakan latihan, mendapat tekanan beban yang besarnya semakin meningkat, serta diberikan secara bertahap dalam jangka waktu tertentu. Apabila tidak diberikan secara sedikit demi sedikit, maka bagian kekuatan tidak akan dapat mencapai tahap kesempatansesuai fungsi kekuatan secara optimal.
Prinsip Peningkatan Beban Terus Menerus
Otot yang menerima beban latihan lebih atau overload kekuatannya akan bertambah dan jika kekuatan bertambah, maka acara latihan berikutnya bila tidak ada penambahan beban, tidak lagi mampu menambah kekuatan. Penambahan beban dalam jumlah repetisi tertentu, otot belum merasakan letih. Prinsip penambahan beban demikian dinamakan prinsip penambahan beban secara progresif. (M. Sajoto, 1988 : 115).
Prinsip Urutan Pengaturan Suatu Latihan
Latihan berbeban hendaknya dikontrol sedemikian rupa sehingga kalangan otot besar mendapat giliran latihan lebih dahulu sebelum latihan otot kecil. Hal ini perlu supaya golongan otot kecil tidak mengalami kecapekan apalagi dahuu, sebelum kalangan otot mendapat giliran latihan pengaturan latihan hendaknya diprogramkan sedemikian rupa sehingga tidak terjadi dua bab otot dalam badan yang sama mendapat dua giliran latihan secara berurutan (M. Sajoto, 1988 : 115)
Prinsip Kekhususan Program Latihan
Menurut O’shea dalam bukunya M. Sajoto (1988 : 42) menyatakan bahwa semua acara latihan harus menurut “SAID” ialah Specific Adaptation to Imposed Demands. Prinsip tersebut menyatakan bahwa latihan hendaknya bersifat khusus, sesuai dengan sasaran yang hendak dicapai. Bila akan meningkatkan kekuatan, maka acara latihan harus memenuhi syarat untuk tujuan memajukan kekuatan.
Program latihan dengan beban dalam beberapa hal hendaknya bersifat khusus. Namun perlu memperhatikan pula gerak yang dihasilkan, oleh alasannya itu latihan berbeban hendaknya dikaitkan dengan latihan peningkatan ketrampilan motorik khusus. Dengan kata lain latihan beban menuju peningkatan kekuatan, hendaknya diprogram yang menuju nomor-nomor cabang olahraga yang bersangkutan.
Seperti dimengerti bahwa untuk menerima hasil lompatan yang jauh dalam lompat jauh perlu adanya bentuk latihan untuk meningkatkan daya ledak otot tungkai, latihan tersebut mampu dilakukan baik dengan menggunakan alat atau tanpa alat. Menggunakan alat dalam hal ini adalah latihan lompat dengan rintangan dan latihan lompat menjangkau target di atas.
Macam-macam gaya lompat jauh
Lompat Jauh Gaya Jongkok (Gaya Orthodok)
Latihan kecepatan awalan mampu dijalankan dengan latihan-latihan sprint 10 – 20 meter yang di kerjakan berulang-ulang. Panjang langkah, jumlah langkah, dankecepatan berlari dalam mengambil awalan harus senantiasa sama. Menjelang tiga sampai empatlangkah sebelum balok tumpu, seorang pelompat harus dapat berfokus untuk dapatmelakukan acuan dengan kuat. Dengan catatan tanpa meminimalkan kecepatan.
Tumpuan atau tolakan adalah perpindahan yang sangat cepat antara lari awalan dan terbang. Ketepatan referensi pada balok tumpu serta besarnya tenaga tolakan yangdihasilkan oleh kaki (explosive power) kaki sangatlah menentukan pencapaian hasillompatan. Oleh alasannya adalah itu, latihan ketepatan menumpu pada balok tumpu dapat dilakukandengan jumlah langkah sebanyak 5 hingga 7 langkah.
Tumpuan kaki mampu di kerjakan dengan kaki kiri maupun kaki kanan tergantung dari kaki mana yang lebih kuat dan lebih lebih banyak didominasi.Pada waktu menumpu tubuh condong ke depan, titik berat tubuh harus terletak agak kedepan, titik berat badan mesti terletak agak ke depan. Titik sumber tenaga, yakni kaki tumpumenumpu secara tepat pada balok tumpu, secepatnya dibarengi dengan gerakan kaki ayunkan kearah depan atas. Dengan sudut tolakan berkisar antara 40 – 50 derajat.
Melayang (sikap tubuh ketika di udara) yakni sehabis pelompat menumpu pada balok referensi, maka dengan posisi tubuh condong ke depan terangkat melayang di udara,serempak dengan ayunan kedua lengan ke depan atas. Untuk mendapatkan tinggi dan jauhnya lompatan mesti meluruskan kaki tumpu selurus-lurusnya dan secepat-cepatnya. Padawaktu naik, tubuh harus dapat ditahan dalam kondisi rileks (tidak kaku) kemudianmelakukan gerakan-gerakan sikap badan di udara (waktu terbang) inilah lazimnya yang disebut gaya lompatan dalam lompat jauh.
Pada waktu di udara dengan perilaku jongkok ketika kakitolak menolakkan kaki pada balok tumpuan, kaki diayunkan ke depan atas untuk membantumengangkat titik berat badan ke atas kemudian dibarengi kaki tolak menyusul kaki ayun. Saatmelayang ke dua kaki sedikit di tekuk sehingga posisi tubuh berada dalam perilaku jongkok.Keadaan ini supaya mampu dipertahankan sebelum melakukan pendaratan.
Mendarat adalah pada waktu mendarat pelompat harus menjulurkan kedua belah tangansejauh-jauhnya ke tampang dengan tidak kehilangan keseimbangan badannya semoga tidak jatuhke belakang. Untuk mencegahnya berat badan mesti di bawa ke depan dengan caramembungkukkan tubuh dan lutut nyaris merapat dibantu dengan cara menjulurkan tangankedepan.
Pada waktu pendaratan lutut dibengkokan sehingga memungkinkan suatu saat-saat menjinjing badan ke depan atas kaki mendarat di lakukan dengan tumit terlebihdahulu mengenai tanah.
Lompat Jauh Gaya Menggantung (Gaya Schnepper)
Gaya menggantung merupakan salah satu gaya dalam lompat jauh. Mengapa di sebutgaya menggantung, karena gerak dan sikap badan di udara mirip dengan orang yangsedang menggantung atau melenting ke belakang. Yang mesti dikuasai unsur-unsur dalammelakukan lompat jauh gaya menggantung adalah; awalan, acuan/tolakan, melayang danmendarat. Tanpa penguasaan teknik yang bagus dan benar hasil yang diperolehnya tidak akanmaksimal.
Awalan adalah gerak awal yang dimulai dengan lari, ini berkhasiat untuk mendapatkankecepatan lari setinggi-tingginya sebelum meraih balok tumpuan. Jarak awalan lari,tergantung pada tiap-tiap pelompat. Bagi para pemula mengambil awalan cukup 20 sampai25 meter, namun bagi atlet yang sudah mapan, untuk membangun kecepatan maksimum harusmengambil awalan antara 30 sampai 40 meter.
Tumpuan/tolakan merupakan perpindahan yang cepat antara lari, awalan dan terbang.Urutan melaksanakan referensi yang benar adalah:
- Tolakan dengan salah satu kaki yang lebih kuat dan secara umum dikuasai.
- Ketepatan referensi pada balok tumpu serta tenaga tolakan sangat menentukan hasillompatan.
- Pada ketika kaki menumpu pada balok, badan mesti agak cenderung ke depan.
- Titik berat tubuh harus terletek agak ke paras .
- Gerakan kaki ayun ke arah depan atas.
- Sudut tolakan kurang lebih 45 derajat.
Melayang (perilaku badan ketika di udara) yaitu pelompat menumpu pada balok acuan, makabadan akan dapat terangkat di udara dengan perilaku/gaya menggantung untuk melakukannya.
- Pada saat terbang kaki diayun dan diangkat ke depan.
- Kaki tolak selepas dari tanah diayunkan kembali ke belakang serempak atau sejajardengan kaki ayun.
- Sikap tubuh dibusungkan ke depan atau melenting ke belakang.
- Lengan diayunkan ke atas belakang.
- Kepala tengadah.
Mendarat ialah pada waktu mendarat pelompat harus berupaya menjulurkan kedua belahtangannya. Sejauh-jauhnya kemuka serta tidak kehilangan keseimbangan badannya. Pada saatini lazimnya timbul perasaan, tubuh akan jatuh ke belakang, untuk mencegahnya titik beratharus di bawa ke depan dengan jalan membungkukan badan, sampai tubuh dan lutut hampirmerapat, dibantu pula dengan juluran tangan ke muka. Pada waktu pendaratan lututdibengkokan sehingga memungkinkan suatu saat-saat membawa ke depan atas, kakimendarat dilakukan dengan tumit terlebih dulu mengenai tanah.
Lompat Jauh Gaya Berjalan di Udara (Walking in the Air) Gaya berlangsung di udara
Lompat Jauh Gaya Berjalan di Udara (Walking in the Air) Gaya berjalan di udara merupakan salah satu gaya dalam lompat jauh. Mengapa di sebutgaya berlangsung di udara, sebab gerak dan sikap tubuh di udara ibarat dengan orang yangsedang berlangsung. Yang mesti dikuasai komponen-komponen dalam melakukan lompat jauh gaya berlangsung diudara yaitu; awalan, acuan/tolakan, melayang dan mendarat. Tanpa penguasaan teknik yangbaik dan benar hasil yang diperolehnya tidak akan optimal.
Awalan yakni saat melaksanakan awalan semestinya dilaksanakan pada jarak yang dinikmati cukupmemadai oleh pelompat. Pelompat mempunyai naluri yang berlainan antara pelompat yang satudengan yang yang lain. Yang perlu diketahui oleh seorang pelompat jauh adalahpengembangan akselerasi, distribusi energi, dan kecepatan. Agar saat tolakan sempurna, guru bisamenggunakan tanda pada lintasan yang akan dilalui pelompat.
Tumpuan adalah saat melaksanakan tumpuan mampu dipakai kaki kiri atau kanan sesuaidengan kebiasaan pelompat. Sebaiknya gunakan kaki yang memiliki kekuatan mayoritas.Ketika kaki menumpu ke balok badan mesti dicondongkan ke depan semoga keseimbangan tetapterjaga. Pandangan ke depan dengan kedua lengan berada di samping atas tubuh.
Melayang ialah sehabis pelompat menumpu pada balok rujukan, maka badan akan dapatterangkat ke udara. Dengan melaksanakan perilaku berjalan di udara kedua kaki saling bergantian mengayuh di udara. Sebelum kaki mendarat upayakan berada dalam posisi di udara selama mungkin, agar menghasilkan lompatan maksimal.
Mendarat yakni pada waktu mendarat pelompat harus berupaya menjulurkan kedua belahtangannya ke depan dan lalu ditarik ke belakang. Sementara kedua kaki dilujurkan kedepan sejauh mungkin. Daratkan kedua kaki secara berbarengan supaya terhindar dari cedera.Jatuhkan berat badan ke depan.
Lapangan lompat jauh
Catatan dalam pembuatan lapangan lompat jauh ;
– Bak lompat diisi dengan pasir
– Apabila pelompat gagal/diskualifikasi yuri mengangkat bendera merah
– Apabila pelompat melaksanakan dengan baik yuri mengangkat bendera putih
– Lebar awalan 122 cm
– Panjang balok 122 cm
– Lebar balok 20 cm
Hal – hal yang perlu dikesampingkan :
– Memperpendek atau memperpanjang langkah terakhir sebelum bertolak.
– Bertolak dari tumit dengan kecepatan yang tidak mencukupi.
– Badan miring jauh kedepan atau kebelakang.
– Fase yang tidak sebanding.
– Gerak kaki yang premature.
– Tak cukup angkatan kaki pada pendaratan.
– Satu kaki turun mendahului kaki lain pada darat.
Hal – hal yang harus diperhatikan/dilaksanakan ;
– pelihara kecepatan sampai saat menolak
– capailah dorongan yang cepat dan dinamis dan balok tumpuan.
– Rubahlah sedikit posisi lari, baertujuan meraih posisi lebih tegak.
– Gunakan gerakan kompensasi lengan yang bagus
– Capailah jangkuan gerak yang baik.
– Gerak akhir supaya dibuwat lebih kuat dengan menggunakan lebih besar daya kepadanya.
– Latihan gerakan pendaratan.
– Kuasai gerak yang betul dari lengan dan kaki dalam meluruakan dan membengkokkan.

Peraturan permainan lompat jauh
- Hal hal yang perlu diamati dalam peraturan permainan lompat jauh :
-Jarak awalan 30-40 dan dilaksanakan secepat cepatnya
-Menggunakan kaki yang berpengaruh untuk melakukan tolakan.
-Diusahakan terbang selama mungkin
-Waktu mendarat jangan sampai jatuh ke belakang
- Diskualifikasi :
-Dipanggil 3 menit belum melompat
-Menumpu dengan 2 kaki
-Kembali ke arah awalan, setelah melompat
-Mendarat luar bak lompat
-Juri mengangkat bendera merah apabila pelompat gagal
-Juri mengangkat bendera putih jika lompatan benar
Demikianlah artikel dari pengajar.co.id, agar artikel ini mampu berguna.