Gudang Informasi

Daftar Pustaka Yaitu

Daftar Pustaka Yaitu
Daftar Pustaka Yaitu

Pengajar.co.id kali ini ingin membagikan postingan perihal Daftar Pustaka yuk mari kita bahas secara lengkap dibawah ini:


Daftar Pustaka Adalah




Pengertian Daftar Pustaka Adalah


Daftar pustaka ialah daftar yang berisi mengenai semua buku atau tulisan yang dijadikan tujuan atau landasan dalam penelitian.


Ada beberapa manfaat pencantuman daftar pustaka atau catatan kaki, baik untuk penulis, pembaca atau penyumbang data atau sumber yang diambil Berikut Ini:



  1. Dapat Memenuhi akhlak penulisan.

  2. Untuk ucapan terima kasih penulis pada penyumbang data.

  3. Untuk penunjang ide seorang penulis karena umumnya sumber yang diambil ditulis oleh ahli yang terkenal.

  4. Untuk petunjuk dalam melacak kebenaran data yang diambil.

  5. Untuk acuan silang adalah memberikan pada halaman maupun bagian mana data itu diambil.




Tata Cara Penulisan Daftar Pustaka Dan Contohnya


1. Buku selaku Sumber Acuan


Kalau buku menjadi sumber teladan, kita wajib mengamati hal-hal sebagai berikut.


Nama penulis dalam daftar pustaka Ditulis dengan terbalik. Maksudnya, nama belakang ditulis di awal, kemudian diikuti nama depannya dengan dipisahkan menggunakan tanda koma (,). Nama ditulis lengkap tidak menyebutkan gelar. Ketentuan tersebut berlaku secara internasional.


Contoh:



  1. Dari Udin Nganga menjadi Nganga, Udin.

  2. Dari Ucok Baba menjadi Baba, Ucok.

  3. Dari J.S. Wanadi menjadi Wanadi, J.S.


Kalau dalam buku yang diacu itu tercantum nama editor, penulisannya dibentuk dengan menyertakan singkatan (Ed.).


Contoh:



  1. Emilia, Putri (Ed.). 1997.


Kalau pengarang berisikan 2 atau 3 orang, nama pengarang dituliskan semuanya dengan ketentuan nama orang pertama dibalik sementara nama orang kedua dan ketiga tetap. Di antara kedua nama pengarang itu digunakan kata penghubung “dan”.


Contoh:



  1. Udin, Japra dan Supri.

  2. Melani, Tasya  A., dan Rian R.


Kalau lebih dari 3 orang, ditulis nama pengarang pertama yang dibalik kemudian disertakan abreviasi “dkk” (dan kawan-mitra) atau et all.


Contoh:



  1. Jimi, Denis dkk.

  2. Rayen, Jono et. all.


Kalau beberapa buku ditulis oleh seorang pengarang, nama pengarang cukup ditulis sekali saja di buku yang disebut pertama. Kemudian cukup dibuat garis sepanjang 10 ketukan serta diakhiri dengan tanda titik. Sesudah nama penga-rang, cantumkan tahun terbit dengan disertakan tanda titik. Kalau tahunnya berbeda, penyusunan daftar pustaka dibentuk dengan urutan menurut yang paling lama ke yang paling gres.


Contoh:



  1. Udin, Udan. 1979.

  2. _________ . 1982.

  3. _________ . 1984.


Kalau diterbitkan pada tahun yang serupa, penempatan urutannya menurut urutan karakter judul buku. Ciri pembedaannya yakni sehabis tahun terbit ditambahkan abjad, contohnya a, b, c tanpa jarak.


Contoh:



  1. Nganga, Udin. 1987a.

  2. __________ . 1987b.


Kalau buku yang dijadikan materi pustaka tersebut tak menyebutkan tahun terbitnya, dalam penyusunan daftar pustaka dinamakan “Tanpa Tahun”. Kedua kata tersebut diawali dengan karakter kapital.


Contoh:



  1. Jihan, Untung. Tanpa Tahun.


Judul buku diposisikan sehabis tahun terbit dengan dicetak miring maupun diberi garis bawah. Judul ditulis dengan karakter besar di awal kata yang bukan kata tugas.


Contoh:



  1. Nganga, Udin. 1979. Lebih Lanjut dengan Microsoft Word 97, atau

  2. Nganga, Udin. 1979. Lebih Lanjut dengan Microsoft Word 97


Laporan observasi, disertasi, tesis, skripsi, serta postingan yang belum diterbitkan, di dalam daftar pustaka ditulis dengan tanda petik.


Contoh:



  1. Nganga, Udin. 1984. “Pembangunan Ekonomi Nasional”.


Unsur-bagian keterangan contohnya jilid, edisi, diposisikan sesudah judul. Keterangan tersebut ditulis dengan karakter kapital pada permulaan kata serta diakhiri dengan tanda titik. Kalau sumber pola tersebut berbahasa gila, unsur-bagian keterangan diindonesiakan, contohnya “edition” menjadi edisi, “volume” menjadi jilid.


Contoh:



  1. Nganga, Udin. 1983. Pengantar Ekonomi. Cetakan Kedua.

  2. R.Koeman dan F.Inzaghi 1967. Selling Industrial Product. Edisi Kedua.


Tempat terbit sumber acuan, baik buku ataupun terbitan lainnya ditempatkan sesudah judul atau keterangan judul (misalnya jilid, edisi, nomor majalah). Setelah daerah terbit dituliskan nama penerbit dengan dipisahkan tanda titik 2, kemudian disertai dengan tanda titik. Kalau forum penerbit dijadikan nama pengarang (diposisikan pada lajur pertama), jadi tidak perlu disebutkan nama penerbit lagi.


Ingat, Daftar Pustaka tidak ditambahkan penomoran. Pengurutannya dari alfabetis nama pengarang.


Contohnya:



  1. Nganga, Udin. 2001. Perawan Remaja dalam Cengkeraman Militer. Bandung: Kepustakaan Populer Gramedia.

  2. Biro Pusat Statistik. 1963. Statistical Pocketbook of Indonesia. Bandung.

  3. Bujang Gaming (Ed.). 1977. Metode-sistem Penelitian Masyarakat. Bandung: Gramedia.

  4. Jimi , Demas. dkk. 2005. Bahasa dan Sastra Indonesia. Bandung: CV HaKa MJ.


2. Majalah selaku Acuan


Kalau majalah menjadi sumber pola, kita wajib memperhatikan komponen-unsur beserta urutannya yang wajib disebutkan dalam daftar pustaka yaitu sebagai berikut:



  • nama pengarang,

  • tahun terbit,

  • judul artikel,

  • judul majalah,

  • bulan terbit (jika ada),

  • tahun terbitan yang keberapa (jika ada),

  • daerah terbit.


Contoh:



  1. Nasution, Jaka. 1975. “Sistem Moneter Internasional”. Dalam Prisma, Desember, IV. Bandung.

  2. Paranggi, Umbu Landu. 2010. “Puisi: Bagian Terpenting dari Darah Hidupku” dalam Horison Majalah Sastra. Bandung: PT Metro Pos.


3. Surat Kabar sebagai Acuan


Kalau surat kabar menjadi sumber contoh, kita wajib mengamati komponen-unsur beserta urutannya yang wajib disebutkan dalam daftar pustaka ialah:



  • nama pengarang,

  • tahun terbit,

  • judul artikel,

  • judul surat kabar,

  • tanggal terbit, dan

  • tempat terbit.


Contoh:



  1. Nganga, Udin. 1984. “Polisi semakin efektif dalam Penegakan Hukum”. Dalam Sinar Harapan, 1 September 2005 Bandung.


4. Antologi selaku Sumber Acuan


Kalau antologi menjadi sumber acuan, kita wajib memperhatikan unsur-komponen beserta urutannya yang wajib disebutkan dalam daftar adalah:



  • nama pengarang,

  • tahun terbit karangan,

  • judul karangan,

  • nama penghimpun (Ed.),

  • tahun terbit antologi,

  • judul antologi,

  • kawasan terbit, dan

  • nama penerbit.


Contoh:



  1. Nganga, Udin. 2009. “Metode Penggunaan Dokumen”. Dalam Subagiokusumaningrat (Ed.). 2009. Metode-tata cara Penelitian Masyarakat. Yogyajarta: Gramedia.




Cara yang Baik Mencantumkan Daftar Pustaka


Buku yang benar-benar memuat materi yang kita tujuan. Jadi buku tersebut bukan sekadar guna gagah-gagahan,buku yang masih muda. Hal tersebut dimaksudkan agar konteks yang dituju dalam buku itu sesuai dengan konsep pada zamannya alasannya pada jangka waktu tertentu, teori suatu ilmu kemungkinan berubah,buku yang ditulis oleh seorang ahli yang andal dalam bidangnya.


Advertisement