Gudang Informasi

√ Bullying Yaitu

√ Bullying Yaitu
√ Bullying Yaitu

Pada Kesempatan ini pengajar.co.id ingin membagikan postingan tentang Bullying Berikut Adalah Penjelasannya:




Pengertian Bullying


Pengertian Bullying adalah sebuah tindakan atau perilaku yang dilaksanakan dengan cara melukai secara fisik, mulut atau emosional / psikologis oleh seseorang atau kalangan yang merasa lebih berpengaruh terhadap korban yang secara fisik atau mental lemah berulang kali tanpa perlawanan untuk membuat korban menderita.


Bullying-Adalah


Istilah bullying sendiri berasal dari bahasa Inggris, yakni “bull” yang memiliki arti banteng. Secara etimologis kata “bully” memiliki arti gertakan, seseorang yang mengganggu yang lemah. Penindasan dalam bahasa Indonesia disebut “menyakat” yang bermakna mengusik, mengusik, dan membatasi orang lain (Wiyani, 2012).


Perilaku bullying melibatkan kekuasaan dan kekuatan yang tidak sepadan, sehingga korban berada dalam keadaan tidak mampu membela diri secara efektif kepada langkah-langkah negatif yang mereka terima.


bullying mempunyai dampak jangka panjang dan jangka pendek pada korban bullying. Efek jangka pendek yang disebabkan oleh sikap bullying frustasi alasannya adalah penindasan, penurunan minat dalam melakukan peran sekolah yang diberikan oleh guru, dan menurunnya minat untuk ikut serta dalam acara sekolah. Sementara konsekuensi jangka panjang dari penindasan ini mirip mengalami kesusahan dalam membangun relasi baik dengan lawan jenis, selalu mengalami kecemasan akan menerima perlakuan tidak menyenangkan dari rekan-rekan mereka (Berthold dan Hoover, 2000).


Perilaku ini mampu terjadi pada siapa pun dan kapan saja, namun memang paling kerap terjadi pada bawah umur. Menurut data KPAI pada tahun 2018, perkara bullying dan kekerasan fisik masih menjadi kasus yang mendominasi pada bidang pendidikan.


Kasus yang tercatat bukan cuma masalah siswa yang tercatat mem-bully siswa lain, tapi juga termasuk kasus siswa yang melakukan bully terhadap guru di sekolah. Kasus yang tercatat mungkin cuma sebagian kecil saja, alasannya masih aneka macam pihak yang kurang mengerti atau bahkan tidak menghiraukan.




Pengertian Bullying Menurut Para Ahli


1. Menurut Olweus (2005)


Bullying yakni tindakan atau sikap kasar yang disengaja, yang dijalankan oleh sekelompok orang atau seseorang beberapa kali dan dari waktu ke waktu terhadap seorang korban yang tidak dapat menjaga dirinya dengan gampang atau sebagai penyalahgunaan kekuasaan / kekuatan sistematis.


2. Menurut Wicaksana (2008)


Bullying yakni kekerasan fisik dan psikologis jangka panjang yang dilaksanakan oleh seseorang atau kelompok, terhadap seseorang yang tidak mampu membela diri dalam suasana di mana ada keinginan untuk menyakiti atau menakut-nakuti orang tersebut atau membuatnya duka.


3. Menurut Black and Jackson (2007)


Bullying yakni tipe sikap garang proaktif di mana ada faktor yang disengaja untuk mendominasi, menyakiti, atau menyingkirkan, ada ketidak seimbangan kekuatan baik secara fisik, usia, kemampuan kognitif, keterampilan, dan status sosial, dan dijalankan berulang kali oleh satu atau beberapa anak terhadap anak lain.


4. Menurut Sejiwa (2008)


Bullying adalah situasi di mana penyalahgunaan kekuatan / kekuatan fisik / mental dikerjakan oleh seseorang / kelompok, dan dalam situasi ini korban tidak dapat membela atau membela diri.


5. Menurut Rigby (1994)


Bullying yaitu keinginan untuk menyakiti yang ditunjukkan dalam tindakan langsung oleh seseorang atau golongan yang lebih berpengaruh, tidak bertanggung jawab, biasanya berulang-ulang, dan dilakukan dengan senang hati bertujuan untuk menciptakan korban menderita.




Jenis dan Bentuk bullying


1. Bullying lisan


Penindasan dalam bentuk verbal yakni penindasan yang paling kerap dan mudah. Bullying umumnya ialah awal dari sikap bullying lainnya dan mampu menjadi langkah awal menuju kekerasan lebih lanjut. Contoh-pola penindasan verbal meliputi: nama panggilan, mencela, memfitnah, kritik kejam, penghinaan, pernyataan pemerkosaan, teror, mengintimidasi surat, tuduhan palsu, tuduhan yang kejam dan salah, informasi, dll.


2. Bullying fisik


Penindasan paling gampang terlihat dan gampang diidentifikasi, namun insiden bullying secara fisik tidak sebesar penindasan dalam bentuk lain. Remaja yang secara teratur melaksanakan bullying dalam bentuk fisik sering menjadi cukup umur yang paling memiliki masalah dan condong pindah ke tindakan kriminal lebih lanjut.


Contoh-contoh intimidasi fisik ialah: memukul, menendang, menampar, mencekik, menggigit, menggaruk, meludah, merusak dan merusak barang-barang milik anak yang tertindas, dan yang lain.


3. Bullying relasional


Bullying relasional dilaksanakan dengan memutuskan korelasi sosial seseorang dengan tujuan melemahkan harga diri korban secara sistematis melalui pengabaian, pengucilan, atau penghindaran. Penindasan dalam bentuk ini paling sukar dideteksi dari luar. Contoh-teladan bullying relasional adalah perilaku atau perilaku tersembunyi mirip persepsi agresif, persepsi mata, mendesah, mencibir, mencibir tawa dan mengejek bahasa tubuh.


4. Bullying elektro


Bullying elektro yaitu bentuk sikap bullying oleh pelaku lewat fasilitas elektronika mirip komputer, telepon seluler, internet, website, ruang obrolan, email, SMS, dan sebagainya. Biasanya dimaksudkan untuk meneror korban menggunakan goresan pena, animasi, gambar dan rekaman video atau film yang mengintimidasi, melukai atau menikung.




Alasan mengapa bullying terjadi:



  • pembully ingin dianggap dan diketahui berkuasa, alasannya mereka sebetulnya orang yang lemah.

  • pembully lazimnya tidak mempunyai perhatian orang-orang di sekitarnya dan kesudahannya mencari pehatian dengan menghina orang lain, dll.

  • Para pembuly biasanya sudah pernah dibully dan mungkin menjadi korban kekerasan, baik di sekolah maupun di luar sekolah.

  • Para pembuly biasanya laga.

  • Para pembuly umumnya ingin terlihat besar lengan berkuasa dan keren sebagai risikonya, sering menjiplak langkah-langkah kekerasan (film atau game).




Dampak bullying bagi korban:



  • Sulit makan atau malas makan, karena takut dan gelisah

  • Rasa sakit fisik jikalau Anda memakai kekerasan

  • Kesal dan murka alasannya Anda tidak mampu membalas

  • Malu dan kecewa pada diri sendiri alasannya Anda hanya bisa membiarkannya

  • Rendah doktrin diri / rendah diri

  • Pemalu dan kesepian

  • Menurunnya prestasi akademik

  • Merasa terisolasi dalam asosiasi

  • Depresi yang menyebabkan berpikir atau bahkan menjajal bunuh diri




Cara Mengatasi Bullying


Ceritakan pada orang akil balig cukup akal yang dapat mengemban amanah. Ceritakan pada orang tua maupun guru yang mempunyai otoritas untuk menindaklanjutinya.

Abaikan penindas dan jauhi. Seperti yang disebutkan sebelumnya, penindas akan merasa bahagia jika mendapatkan reaksi seperti yang ia harapkan.

Tingkatkan keberanian dan rasa percaya diri. Tunjukkan pada lingkungan sekitar bahwa Anda bukan orang yang lemah dan gampang untuk ditindas.

Bicara pada pelaku. Tunjukkan bahwa apa yang dikerjakan pelaku bukan hal yang baik dan bahkan berbahaya.

Bantu sahabat yang menjadi korban. Jika menyaksikan sikap bully, jangan diam saja dan cobalah untuk memberi bantuan pada korban.




Ciri-ciri Pelaku Bullying


Memiliki harapan untuk mengatur orang lain.

Fokus pada diri sendiri

Memiliki keterampilan sosial yang jelek dan susah untuk bergaul

Kurang tenggang rasa

Sering merasa tidak kondusif dan menciptakan dirinya nyaman dengan cara menggretak atau mengganggu orang lain

Kesulitan untuk memahami emosi seperti rasa bersalah, tenggang rasa, belas kasih, dan penyesalan.




Macam-macam Penyebab Bullying


Penyebab Bullying dari Sisi Korban


Penyebab bully mampu tiba dari aspek korban maupun pelaku. Jika melihat dari sisi korban, berikut adalah beberapa faktor yang mungkin menyebabkan anak menjadi korban:


1. Penampilan fisik


Penyebab bullying pertama yang paling lazim yakni akhir dari tampilan fisik.


Ketika seorang anak mempunyai performa fisik yang dianggap berlawanan dengan anak lain kebanyakan, para bully dapat menjadikannya bahan untuk mengintimidasi anak tersebut.


Penampilan fisik berlawanan mampu mencakup keunggulan atau kekurangan berat tubuh, memakai beling mata, memakai behel, menggunakan busana yang dianggap tidak keren seperti belum dewasa yang lain.


2. Ras


Perbedaan ras juga sering kali mengakibatkan seorang anak terkena bully.


Hal ini biasanya terjadi dikala seorang anak dengan ras berlainan memasuki satu lingkungan dan dianggap sebagai minoritas. Beberapa survey dan observasi juga sudah menawarkan bahwa bullying akhir ras yang berlainan memang cukup sering terjadi.


3. Orientasi seksual


Orientasi seksual seseorang berlawanan-beda dan lazimnya seorang anak gres menyadari orientasi seksual yang berlainan memasuki usia dewasa.


Bahkan di beberapa negara yang sudah tidak gila dengan informasi LGBT, seseorang yang teridentifikasi selaku lesbian, gay, dan transgneder acap kali menerima sikap bully. Hal ini yang membuat seseorang cenderung menyembunyikan orientasi seksualnya.


4. Terlihat lemah


Penyebab bullying lainnya ialah saat seorang anak dianggap lebih lemah dan terlihat membenci melawan.


Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya bahwa bullying melibatkan ketidakseimbangan kekuatan antara pelaku dan juga korban. Pelaku pastinya merasa selaku pihak yang lebih berpengaruh dan dapat mendominasi korban yang lebih lemah.


5. Terlihat tidak gampang bergaul


Selain sebab lemah, terlihat tidak mudah bergaul dan memiliki sedikit sahabat juga menjadi salah satu penyebab menjadi korban bullying.


Individu yang terlihat tidak gampang bergaul dan mempunyai sedikit sahabat juga mampu terlihat lebih lemah dan membuat bully berpikir mampu mendominasi mereka. Sekelompok bully juga memiliki potensi melakukan bully pada golongan yang dianggap lebih lemah dari kelompok mereka.


Meskipun karakteristik di atas mampu menjadi penyebab bullying, tapi pasti tidak semua anak dengan karakteristik tersebut menjadi korban bully. Kondisi tersebut hanyalah merupakan beberapa gambaran lazim.




Penyebab Bullying dari Sisi Pelaku


Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa anak yang mempunyai salah satu persyaratan yang dapat memicu bully tidak senantiasa menjadi korban. Hal ini disebabkan juga alasannya terdapat aspek penyebab juga mampu berasal dari segi pelaku.


Berikut yakni beberapa penyebab bully dari segi pelaku:


1. Memiliki masalah pribadi


Salah satu pemicu seseorang menjadi bully ialah alasannya adalah mempunyai problem pribadi yang menjadikannya tidak berdaya di hidupnya sendiri.


Pada anak-anak, penyebab seperti pertengkaran berlebihan di rumah, perceraian orang tua, atau adanya anggota keluarga yang menjadi pecandu narkoba dan alkohol mampu mengakibatkan hal ini. Sedangkan pada orang remaja, persoalan dengan pasangan juga bisa menjadi salah satu pemicu munculnya perasaan tidak berdaya.


Bullying baik lisan ataupun fisik yang dilaksanakan bermaksud untuk memperlihatkan individu tersebut mempunyai kekuatan. Sehingga rasa tidak berdaya tersebut mampu ditutupi.


2. Pernah menjadi korban bullying


Beberapa perkara memperlihatkan bahwa pelaku bantu-membantu juga ialah korban.


Contohnya mirip anak yang merasa di-bully oleh saudaranya di rumah, kemudian anak tersebut membalas dengan cara mem-bully temannya di sekolah yang beliau anggap lebih lemah dari dirinya.


Contoh lainnya yaitu orang yang tertekan balasan bullying di kehidupan positif dan memakai internet serta dunia maya untuk memberikan bahwa dirinya juga mempunyai kekuatan dengan cara menyerang orang lain.


3. Rasa iri pada korban


Penyebab bullying berikutnya yaitu alasannya rasa iri pelaku pada korban.


Rasa iri ini mampu timbul akibat korban memiliki hal yang bantu-membantu sama istimewanya dengan sang pelaku. Pelaku mengintimidasi korban biar korban tidak akan lebih menonjol dari dirinya sendiri.


Selain tak mau orang lain menonjol, seseorang juga mungkin melaksanakan bully untuk menutupi jati dirinya sendiri. Contohnya mirip anak terpelajar yang tak ingin disebut ‘kutu buku’, sehingga dia lebih dulu menyebut temannya yang berakal selaku kutu buku.


4. Kurangnya pengertian


Kurangnya pengertian dan tenggang rasa juga mampu menyebabkan sikap bullying.


Ketika seorang anak melihat anak lain berbeda dalam hal mirip ras, agama, dan orientasi seksual, alasannya adalah kurangnya pemahaman, maka mereka berpendapat bahwa perbedaan tersebut yakni hal yang salah.


Mereka juga beranggapan bahwa menjadikan anak yang berbeda tersebut sebagai sasaran yakni hal yang benar.


5. Mencari perhatian


Terkadang pelaku tidak menyadari bahwa yang dilakukannya tergolong ke dalam penindasan, karena sebenarnya apa yang dilakukannya yaitu mencari perhatian.


Jenis yang satu ini paling mudah untuk tertuntaskan. Caranya yakni dengan memberikannya perhatian yang positif sebelum pelaku mencari perhatian dalam dengan cara yang negatif.


6. Kesulitan menertibkan emosi


Anak yang kesulitan untuk menertibkan emosi mampu potensial menjadi pelaku.


Ketika seseorang merasa murka dan frustasi, perbuatan menyakiti dan mengintimidasi orang lain bisa saja dijalankan. Jika susah untuk mengontrol emosi, maka duduk perkara kecil saja mampu membuat seseorang terprovokasi dan meluapkan emosinya secara berlebihan.


7. Berasal dari keluarga yang disfungsional


Tidak semua anak dari keluarga disfungsional akan menjadi pelaku bullying, namun hal ini kerap terjadi.


Sebagian besar pelaku yaitu anak yang merasa kurang kasih sayang dan keterbukaan dalam keluarganya. Mereka kemungkinan juga sering melihat orang tuanya bersikap agresif terhadap orang-orang di sekitarnya.


8. Merasa bahwa bullying menguntungkan


Pelaku bully akan tanpa sengaja bisa terus melanjutkan aksinya alasannya merasa perbuatannya menguntungkan.


Hal ini bisa terjadi pada anak yang mendapatkan duit atau makanan dengan cara meminta secara paksa pada temannya. Contoh lain yaitu saat pelaku merasa popularitas dan perhatian dari setiap orang padanya naik berkat tindakannya tersebut.


9. Kurangnya empati


Penyebab berikutnya yakni karena kurangnya rasa empati.


Ketika menyaksikan korban, pelakunya tidak merasa tenggang rasa pada apa yang dirasakan korban, sebagian mungkin justru merasa bahagia ketika menyaksikan orang lain rasa kesakitan. Semakin menerima reaksi yang dikehendaki, kian pelaku bully bahagia melakukan aksinya.


Demikianlah artikel ihwal Bullying dari pengajar.co.id biar dapat berguna bagi kita semua!


Advertisement