Gudang Informasi

Suku Mante

Suku Mante
Suku Mante

Pada kesempatan kali ini pengajar.co.id akan menciptakan postingan tentang Suku Mante, yuk disimak ulasannya dibawah ini :Suku Mante




Sejarah Suku Mante


Menurut namanya, Mante sebenarnya dibaca dengan kata Mantir. Jadi, antara kata harfiah dan pengucapan yang berlainan. Secara historis, budaya ini telah menjadi cikal bakal penduduk Aceh yang Anda kenal kini ini.


Diketahui bahwa masyarakat Mante ialah leluhur Aceh yang ialah sekelas dengan suku dari lanun, Senoi, Sakai, Jakun, dan semang yang tinggal di Aceh. Suku tersebut ialah keturunan melayu proto.


Bila dilihat dari beberapa ilustrasi, foto orisinil tidak terlalu jelas, dan beberapa video YouTube, Mante memiliki performa yang sama dengan orang bau tanah ya. Memiliki rambut gimbal, berjalan membungkuk, dan tanpa pakaian (telanjang).


Ternyata suku Mante ialah suku pribumi yang berasal dari Aceh. Mereka adalah suku bangsa Aceh antik yang hampir tidak terlihat selama ratusan tahun hingga kini. Manusia dan jago telah menganggapnya punah.


Suku Mante bantu-membantu telah ada semenjak zaman kerajaan Aceh. Mereka masih berada dalam garis keturunan melayu. Suku ini bertempat tinggal di pedalaman Aceh, oleh sebab itu banyak yang tidak mengetahuinya. Jika diteliti juga membutuhkan antisipasi dan waktu yang lama.


Hal ini bisa tidak kita percayai bahwa suku kuno di Aceh masih hidup. Terutama kini ini masa digital, jadi cuma mirip settingan. Tapi bantu-membantu tidak. Video dari YouTube yang diupload adalah memang benar adanya.


Menyangkut postur, suku Mante mempunyai badan yang lebih kecil dari pada postur normal insan. Dimana mampu dikatakan kerdil. Mereka hidup dalam kalangan dan memiliki kemampuan untuk bergerak sungguh cepat. Setelah menyaksikan seorang asing di hutan, secepatnya berjalan atau berlari dengan sangat cepat.


Penelitian yang dilakukan oleh DR Snouck Hurgronje menjadi sumber sejarah yang diyakini sampai hari ini ihwal masyarakat Mante. Hasil penelitiannya buat karya dalam sebuah buku yang berjudul ‘ The Atjehers ‘.


Bahkan seorang sejarawan dari Universitas Syiah Kuala, berjulukan Teuku Abdullah, menyatakan bahwa nama Mante dipopulerkan oleh Dr. Snouck. Orang Aceh sendiri tidak mengerti, alasannya banyaknya pendahulu di daerah ini.


Namun, sejarawan Aceh, salah satunya ialah Husaini Ibrahim, menyatakan bahwa suku Mante telah berada di Aceh sejak 3000 Sebelum M. Sebelum memasuki ke Aceh, mereka pertama kali berada di Thailand.




Keberadaan Suku Mante


Menurut Husaini Ibrahim, suku Mante mendiami wilayah Aceh besar yang berada di perbatasan dari Jantho ke kawasan Tangse di Kabupaten Pidie. Bahkan, ada hubungannya dengan orang yang tinggal di daerah pedesaan Aceh besar atau dikenal selaku Rumoh duoparted.


Sedangkan berdasarkan laporan Dinas Sosial Provinsi Aceh, keberadaan suku ini tersebar di 14 lokasi berlainan di Aceh. Di antara mereka berada di kaki bukit Halimun Pidie, hutan Pameu Aceh, hutan Gayo Lues kopi, kilang meriah bener, dan lain-lain.




Tempat Tinggal Suku Mante


Masyarakat dari suku Mante diyakini tetap bertahan hidup di kawasan hutan. Tapi jumlah hanya tinggal sedikit.


Suku ini suka hidup dalam berpindah-pindah dari kawasan ke kawasan. Mereka umumnya tinggal di gua dan makan apa yang terapat di alam.


Gua dari suku Mante yaitu gua Beye, Jambur Crested, Ketidude Jambur, Jambur Ratu dan Simpang Jambur. Jika suku Mante tidak dengan sengaja bertemu dengan para manusia biasa, mereka akan takut dan melarikan diri sesegera mungkin.




Karakteristik Suku Mantesuku mante adalah


Berikut dibawah ini karakterisitik dari suku mante :




  • Masih Ada Hinggi Sampai Sekarang




Walau tidak sepopuler suku lain, suku Mante masih ada hingga sekarang. Tapi sebab keberadaannya yang mendalam di hutan menciptakan banyak orang merasa aneh dengan suku satu ini. Bahkan bagi masyarakat etika Aceh sendiri, ia tidak pernah mengaku telah bertemu dengan suku Mante.




  • Suku Paling Asing




Tidak seperti suku lain yang hidupnya berada di bahari sebagai manusia perahu. Suku Mante menentukan untuk tinggal di pegunungan dan di hutan yang sulit disentuh oleh manusia. Menjadikannya suku gila karena jarang secara langsung berinteraksi dengan Aceh pada umumnya. Aktivitas strain ini juga tidak diketahui secara luas alasannya sifatnya yang sungguh tertutup.




  • Kehidupan Nomaden




Meskipun banyak didapatkan di kawasan Aceh besar, tetapi suku Mante hidup nomaden (bergerak) begitu banyak didapatkan di daerah lain. Namun, dikala Hindu memasuki Indonesia, Mante pindah ke padang gurun Aceh. Pada kenyataannya, beberapa menetap di tempat Gayo dan Aceh Tamiang. Kemudian, di pintu masuk Islam, mereka pindah ke daerah lain alasannya mereka tidak mau menjadi Islamisasi.




  • Bentuk Fisik yang Sangat Unik




Tidak mirip strain secara biasa , bentuk fisik dari strain Mante juga berlainan, dengan postur badan sedikit humped, namun sangat lincah. Ketinggiannya cuma 60-70 cm dengan tinggi maksimum hingga 1 meter.


Untuk warna kulit sendiri ialah strain khas Melayu yang masak sawo dengan rambut lurus. Bentuk wajahnya melengkung, pendengaran sedikit menghadap ke atas dan juga berotot. Mante juga memiliki kaki seperti insan kebanyakan, tetapi lebih luas di ujung jari.


Selain itu, ada perbedaan menonjol antara laki-laki dan perempuan. Para perempuan Mante memiliki bulu halus dalam badan mereka, sementara orang tidak. Hal yang tidak khas yaitu bahwa pria dan wanita berkembang rambut mereka usang sampai mereka menutup bokong.




  • Berlari Sangat Cepat




Selain bentuk fisiknya yang unik, suku Mante juga mempunyai kemampuan berlari yang sangat cepat. Hal ini dapat dikenali dari beredar rekaman video dan menjadi Viral. Dalam video, yang disangka orang kerdil terlihat berjalan sungguh cepat dan memasuki hutan.




  • Mempunyai Bahasa Sendiri




Seperti suku yang lain, Mante juga memiliki bahasa yang khas untuk dikenali oleh sesamanya. Namun, aksen dan logika tidak yakin, sebab tidak banyak yang berinteraksi langsung dengan strain ini.


Akan namun pernah ada warga lokal yang sempat kesasar dan oleh suku ini di tunjukkan jalan untuk keluar tetapi menggunakan bahasa arahan. Caranya dengan menggoreskan kuku tangannya ke tanah ke kanan, kiri dan lurus.




  • Memakan Semua Jenis (omnivora)




Seperti insan pada umumnya, suku Mante juga pemakan semua (omnivores). Mereka makan apa yang ditemukan di hutan. Mulai dari ikan, ayam hutan, Lumut, hutan Salak, sampai dedaunan.




  • Menghindar Dari Para Manusia




Meskipun orang Mante condong menjadi manusia, mereka akan mencoba untuk menghindari orang kalau mereka merasa terganggu. Mereka selalu merasa terancam ketika mereka berjumpa orang abnormal. Strain ini juga lebih umum untuk ditemukan sendirian daripada di beberapa. Unik, mereka suka mengintai dalam kehidupan insan. Tapi itu dilakukan hanya demi melestarikan suku.




  • Sulit Untuk Mendeteksi Keberadaan Suku Ini




Suku ini mempunyai koridor tersendiri yang berbeda dari geng binatang. Itulah sebabnya mengapa kegiatan suku tidak direkam oleh kamera drop yang dipasang oleh kegiatan lingkungan. Akibatnya, keberadaan strain ini tidak dapat dideteksi secara rinci dan menyeluruh.




  • Memiliki Kebiasaan Unik




Jika orang umumnya tidak menggemari tanah yang, tetapi berlainan dari suku Mante. Mereka bergotong-royong mengasihi negara yang dikendalikan. Apa yang unik ialah bahwa mereka juga tidak menggunakan api dalam keperluan sehari-hari mereka.




  • Terlihat Pada Waktu Subuh




Meskipun ada beberapa warga yang telah berjumpa orang Mante di siang hari, namun mereka rata di matahari terbit. Pada saat itu mereka keluar dari gua tempat mereka tinggal. Favorit mereka yaitu untuk pergi ke sungai untuk mengambil air di sungai dan mendapatkan masakan. Kemudian di malam hari mereka akan kembali ke tempat rumah mereka di gua dan lubang gunung.




Demikianlah ulasan dari pengajar.co.id tentang suku mante, biar bisa berguna untuk anda.


Advertisement